Punya pendidikan tinggi merupakan impian tiap
orang. Tapi, bagaimana jika kemiskinan terus menghadang. Jangankan untuk biaya sekolah
apalagi kuliah, buat belanja makan dari minggu ke minggu saja saja susah.
Inilah perjuangan yang aku jalani sejak SD-SMP-SMA
sampai aku kuliah di jurusan Tarbiyah pendidikan agama Islam (STAIN
Batusangkar)
Sejak tahun 2003. Waktu itu mau masuk SMP.
Karena penghasilan amak tidak mencukupi, buat belanja dari minggu ke minggu aja
kadang2 susah,,sehingga aku terpaksa harus bekerja buat mencari duit
biaya sekolah.
Setiap hari, saya, kalau pulang sekolah, dan adik
dan kakak bekerja, kakak ke sawah, amak bekerja mencari gambir buat
belanja,,saya memotong rumput untuk kerbau..
Kampuang Tanah kelahiran saya banamo kampuang Ateh
batu- yaitu sebuah kampuang yang terletak di kec. Tigo nagari Kab.Pasaman.
Ketika saya SMP, Tiap hari, saya bekerja
menolongan apak kost saya di pasar padang gantiang, manggaleh sekitar jam 2
siang. Pilihan jam itu saya ambil karena saya sudah pulang dari sekolah. Selain
itu, kalau hari selasa, saya menolong apak kost manggalaeh dihari balai
dari pulang sekolah sampai malam.
Sehabis manolongan apak kost, kemudian saya dikasih uang belanja terkadang Rp. 5000, terkadang kalau banyak bajua-bali
di lebihkannya Rp. 10000
Amak hari selasa terkadang ada memberi belanja
kadang indak,, ndak ado pitih do..
Kalau di hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, awak
di belikan baju dan celana hari raya dek apak kost karena kerajinan awak
menolongnya. Awak pulang kampung terkadang hanya 2 hari mau lebaran saja.
SMA...
Awalnya berat sekali. Apalagi jalan yang saya lalui biasa dilalui teman-teman sekolah saya di SMA N 1 Tigo nagari. Tapi,
karena tekad untuk bisa membiayai sekolah dan cinta saya dengan adik-adik, saya
jadi biasa. Nggak malu lagi.
Di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Batusangkar, Jurusan Tarbiyah PAI. S1.
Biaya kuliah ?
Jelas nggak. Tapi, buat saya, kemiskinan itu
ujian dari Allah supaya kita bisa sabar dan istiqamah. Dengan tekad itu, saya
yakin bisa terus kuliah.
Walaupun, di semester pertama, saya nyaris
keluar . Karena nggak punya uang buat biaya semester berikutnya yang jumlahnya Rp. 700.000.
Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah semuanya bisa terbayar.
Di awal-awal kuliah, saya benar-benar melakukan
hal yang bisa dianggap impossible. Tanpa uang memadai, hanya dengan tekad yang kuat
bisa masuk kuliah.
Ketika berangkat kuliah, amak hanya memberikan
ongkos dan biaya uang masuk awal saja secukupnya. Artinya, untuk semester berikutnya sayalah yang harus berfikir,. Setelah dihitung-hitung, ongkos
hanya cukup untuk pergi saja selebihnya buat biaya kuliah. Sementara bagaimana dengan belanja 6 bulan
kedepannya, saya memutar otak bagaimana mendapatkannya. Dan itu saya lakukan
setiap hari.
Sebagai gambaran, jarak antara kampus dan rumah
kost awak tidak terlalu jauh ± 900 m..
Di antara trik awak adalah awak pulang pergi dan
pulang dari kuliah dengan berjalan kaki.
Jadi, jangankan kebayang untuk jajan, makan
siang, dan nongkrong seperti mahasiswa kebanyakan; yang aku fikirkan ketika
kuliah terkadang bagaimana mendapatkan beli beras dan belanja untuk besok.
ada baju olahraga saya waktu SMP dulu, menjadi teman sependeritaan saya waktu kuliah, disamping buku mata pelajaran, pulpen yang ada dalam tas saya,, baju itu juga ada dan setia bersama saya.
ketika pulang kuliah saya pergi pakai baju saya itu untuk pergi Mengupas kelapa ketika ?
ketika pulang kuliah saya pergi pakai baju saya itu untuk pergi Mengupas kelapa ketika ?
Selesai kuliah siang, awak pergi mengupas
kelapa dengan apak tetangga kost saya. Dengan gaji perhitungan talok satonggak dapat 2 buah
kelapa. Lumayan dari pulang kuliah –maghrib kadang sanggup menyudahkannya 20
tonggak atau sebanyak 400 buah. Awak dapat 40 kelapa...
Mencangkul
di sawah orang ketika pulang kuliah....
Tidak ada
rasa malu awak dalam mencari pitih demi demi tumbuhnya cita2 yang mulia...
mencangkul di sawah, ini berawan ketika saya tinggal di musholla, Ketika hari
minggu awak pergi mencangkul ke sawah uwan tetangga dekat musholla...sehari di
berinya uang Rp. 50.000,- 30000, awak tabungan sedangkan 20000 nya buat belanja
di kampus, beginilah liku2 kehidupan saya ketika itu..sampai saya semester 7...,,setelah
itu saya pindah ke simp.kiambang...
Ini semua saya Goreskan di blog saya ini, hanyalah keinginan saya untuk memotivasi adek2 saya, teman2 saya, sahabat2 saya,, Jangan takut dek INDAK " keserhanaan hidup bukanlah sebuah faktor penghalang demi tumbuhnya cita-cita yang mulia. Jangan mudah menyerah, Optimislah dan berusahalah..Waila rabbika farghab...
Bersambung....