Zainal Masri, S.Pd.I
Kenangan kepada tempat kelahiran selalu saja menghiasi
jiwa setiap Insan???
Nabi Muhammad SAW
saat meninggalkan kampung halamannya yang penuh berkah yang di dalamnya beliau
hidup dari kecil hingga dewasa dan tempat pusat memancarnya cahaya dan turunnya
wahyu di Gua Hira dan gunung-gunung di kota Mekkah dan bukit-bukitnya!… Ketika
beliau terpaksa harus berhijrah beliau menoleh ke kota Mekkah dan berkata
kepada tanah leluhurnya, Tanah tumpah darahnya:
والله، إنك لأحَبُّ أرض
الله إلى الله، وأَحَبُّ أرض الله إليَّ.
ولولا أن أهلك أخرجوني
منك ما خرجت
”Demi Allah, sesungguhnya engkau (Mekkah) adalah
bumi yang paling aku cintai karena Allah, dan bumi yang sangat dicintai Allah
untukku. sekiranya penghunimu tidak mengusirku darimu maka aku tidak akan
meninggalkanmu”.
Meskipun Nabi SAW mendapatkan penerimaan yang hangat dari
warga kota Madinah yang telah dianugerahkan cahaya hidayah dan menyinari orang
yang membawa hidayah tersebut, namun kerinduan kepada Mekkah tidak pernah pupus
dalam diri Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Kerinduan pada tanah kelahiran dan kampung halaman,
bahkan hingga pada sumur-sumur yang berair jernih dan gunung-gunung yang
kokoh.. bahkan hingga pada bebatuan yang bertasbih memuji penciptanya…kerinduan
dan kecintaan yang mendorong Rasulullah saw mengangkat tangannya berdoa kepada
Allah:
اللهم حبِّب إلينا
المدينة كحبِّنا مكة أو أشد.. اللهم وصحِّحها لنا
وبارك لنا في مُدّها وصاعها
“Ya Allah berilah kepada kami kecintaan kepada kota
Madinah sebagaimana kami sangat mencintai kota Mekkah.. Ya Allah berikanlah
kebenaran kepada kami dan berkahilah kami dalam memanjatkan doa dan harap
kepadanya”
Wallahu'alam...
Wallahu'alam...